Wednesday, April 6, 2011

JOKI CIUN HAJAR ASWAD

MAKKAH - Calon haji perlu meningkatkan kewaspadaan terutama di seputar Masjidil Haram, karena belakangan ini tindak kriminal cenderung meningkat, mulai dari penipuan hingga perjokian mencium Hajar Aswad.


Untuk itu para calon haji (calhaj) diimbau untuk tidak mudah percaya dengan orang tidak dikenal yang menawarkan jasa untuk mengantar ke pemondokan dan kemudahan mencium Hajar Aswad, kata Kepala Sektor Khusus Jamaah Sesat Jalan PPIH Daker Makkah Ali Saifudin di Mekkah, Sabtu.

Ia menjelaskan, jika ada orang menanyakan paspor haji di Masjidil Haram harus dicurigai. Sebab, jamaah tak pernah membawa dokumen haji ke masjid terbesar itu lantaran sudah ada pengganti paspor selama menunaikan ibadah haji.

Modus cara demikian sudah terbaca. Jika yang bertanya petugas, tentu tak akan menanyai jamaah sesat atau pun jamaah lanjut usia tentang pentingnya paspor dibawa. "Biasanya, ketika bertanya tentang paspor, saat jamaah membuka tas, isinya diambil. Ini berbahaya," ia mengingatkan.

Selain penipuan dengan bujuk rayu untuk mengantar ke pemondokan, juga kini sudah mulai ada calo (joki) mencium Hajar Aswad. Kendati pelaku kriminal penipuan ini belum terdengar, namun para jokinya sudah menunjukan keberanian dengan mendatangi jamaah usia lanjut usia atau lugu.

"Imbauan agar jamaah tak terpedaya sudah disampaikan ke seluruh sektor. Kita harus mengoptimalkan segala daya untuk memperkecil kasus yang tiap tahun terjadi," katanya.

Ketika ditanya mengapa calhaj Indonesia mudah terperdaya dengan para joki mencium Hajar Aswad, menurut dia disebabkan keutamaannya. Batu tersebut, menurut catatan sejarah, berasal dari surga yang diberikan kepada Nabi Ibrahim agar diletakkan di salah satu sudut Ka'bah.

Pada masa renovasi masa Qurais, Nabi Muhammad SAW mengambil dan meletakkannya di tempat semula dengan tangannya sendiri. Nabi Muhammad mencium Hajar Aswad sebagaimana para nabi sebelumnya, sehingga Hajar Aswad menjadi tempat bertemunya bibir para nabi, orang saleh, para haji dan mu'tamirin sepanjang sejarah.

Pada hari kiamat, Hajar Aswad akan menjadi saksi bagi orang yang menyalaminya. Dalam berbagai literatur dijelaskan, adab menyalami Hajar Aswad ialah sunnah, sedangkan menghindari dan menyakiti orang lain adalah kewajiban.

Tidak boleh mengerjakan sunnah dengan meninggalkan kewajiban. Oleh karena itu cukup dengan takbir dan melambaikan tangan ke arahnya.

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Betr4y3r5 - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons